Ema 12 – Pohon yang Menaungi Semesta

Keheningan kembali membenam suasana yang tegang. Kedua belah pihak telah menyatakan posisinya masing-masing yang berseberangan dengan tegas dan keras.

“Kupikir kamu adalah seorang penyihir – the sorcerer.” Lelya berucap dengan heran. Sorcerer adalah kata lain untuk menyebut para esper dengan kekuatan yang tidak mudah dijelaskan atau dikelompokkan.

Nandha tidak berkata apapun, dia merentangkan kedua tangannya sejajar bahu, dan seakan-akan mengambil sesuatu. Tiba-tiba dua buah Tiba-tiba masing-masing-masing-masing tangannya menggenggam sebuah pistol semi-otomatis yang muncul begitu saja.

“Tentu saja aku penyihir.” Kata Nandha dengan santai sambil menurunkan tangannya dan membuka kunci pengaman kedua senjata tersebut.

Mereka yang menjadi lawannya hanya terdiam. Jelas Nandha baru saja menunjukkan sihir dimensi tingkat tinggi, kantong dimensi, yang tidak semua orang bisa kuasai. Setidaknya di dunia ini, hanya ada satu orang yang namanya dipublikasikan secara resmi dan diakui memiliki sihir ini. Sekarang muncul satu orang lagi.

“Apa hubunganmu dengannya, Ratu dari Timur?” Tanya Lelya, merujuk pada seseorang yang mengenakan mahkota sebagai Ratu Istana Langit Timur.

“Apa itu penting?” Nandha balik bertanya.

“Apa hidup dan mati Kastel Es Utara tidak penting bagiku?” Lelya menghela napas panjang.

“Liz, menurutku, kamu tidak cocok menjadi seorang ratu. Jika kamu mau, aku bisa membantumu mengakhiri semuanya.” Nandha tersenyum ramah.

Tapi yang lain tidak berpikir demikian. Kata-kata tersebut bisa berarti bahwa anak laki-laki ini menganggap Ratu dari Timur merupakan persona yang tepat menjadi seorang ratu, sementara Ratu dari Utara bukanlah persona yang tepat. Makna lain adalah, anak ini sangat percaya diri bisa menghapus pengaruh Kastel Es Utara, sehingga tanpa ada Kastel Es Utara maka tidak akan perlu ada ratunya.

Mereka tidak yakin bisa menang melawan bocah ini. Maestro bela diri dengan penguasaan prana yang amat langka, penyihir dengan mahkota Raja Sihir termuda dalam mungkin seabad terakhir, dengan sihir dimensi dan sepasang pistol semi-otomatis; mereka tahu menyaksikan kejutan lain setelah ini mungkin menjadi kejutan terakhir sebelum napas terakhir mereka juga.

Lelya juga berpikir, mereka tidak akan bisa mengambil keturunan terakhir Ullr dari tangan Nandha, bahkan jika harus mengorbankan semua orang di sisi mereka.

Tapi, apakah Lelya memiliki pilihan lain? Dia sendiri merasa bahwa jawabannya adalah “tidak!”

Demikian juga mereka yang datang bersama sang ratu juga memiliki pendapat yang sama. Mereka bisa gagal dan menemui ajal mereka hari ini, atau esok hari adalah hal yang sama.

Menyadari hal ini, Nandha sedikit memahami, mengapa orang-orang Kastel Es Utara dikatakan memiliki hati seperti es yang tak akan mencair selama selaksa warsa. Begitu mereka memutuskan sesuatu, mereka tidak akan berhenti berupaya untuk mewujudkannya walau itu tak mungkin.

Dalam hatinya, Nandha tidak mempunyai banyak pilihan. Tak lama lagi, matahari akan terbit, akan lebih banyak mata mendekat ke tempat ini. Dan ia tak menginginkan itu.

“Lex, bisakah kamu memberikanku 15 detik dunia privat?” Tanya Nandha.

“Mohon menunggu sebentar, Tuan Muda.” Jawab suara mekanis di telinganya. “Anda hanya bisa mendapatkan 12 detik, akan dihitung mundur mulai dari lima…, empat…, tiga….”

Walau suara itu hanya berasal dari sebuah perangkat yang menempel pada Nandha, namun beberapa orang terlatih yang cukup sensitif dapat mendengar isi perbincangan itu. Dan mereka tidak paham apa maksudnya.

“Satu…! Seluruh jalur komunikasi global telah dicegat dan dilumpuhkan. Anda masih memiliki waktu sepuluh… sembilan….”

Nandha menarik napas panjang dan berkata dengan pelan, “Lepas segel tingkat satu.”

Sekonyong-konyongnya fluktuasi mana sedemikian hebatnya meletus dari tubuh kecil Nandha, membuat area di sekelilingnya yang terendam dan sesak oleh lautan mana! Tidak ada seorang penyihir pun bisa bergerak bebas dalam lautan mana, tubuh mereka terasa terimpit seperti terbenam di dasar lautan.

Mereka menyaksikan si bocah dengan penuh kengerian, seolah-olah apa yang di hadapan mereka adalah monster tua yang telah hidup selama ribuan abad, laksana pohon semesta yang menaungi seluruh puncak-puncak tertinggi pegunungan dunia.